Pada malam hari di sebuah pesawat tujuan jakarta ada seorang Ibu yang duduk bersebelahan dengan Ito.
Ito : “Ibu mau ke Jakarta ya?”
Ibu :”Iyah. Saya ke Jakarta. Saya mau menemui anak saya yang tinggal di Jakarta ini,
sudah lama tidak menemui dia. Dia sibuk sekali, profesinya Dokter spesialis
terkenal.
Ito :”Wah, hebat sekali anak ibu. Ibu pasti bangga sekali. Oya, anak ibu ada berapa semuanya? Mereka dimana aja?”
Ibu :”Anak ibu semuanya 5 orang. Yang di Jakarta ini yang no 2. Kalo yang no.3 ada di
Semarang, sebagai pengacara terkenal. Yang no. 4 ada di Singapura, kerja di
sana sebagai ahli informatika. Dan yang bungsu, no. 5 ada di Jakarta ini
juga, dia punya usaha real estate.”
Ito :”Wah, wah… anak-anak ibu hebat-hebat semua, berhasil semua… ibu dah
senanglah, udah lega dan puas dengan keberhasilan anak-anak ibu.Oya, ibu dari
tadi yang kedua, ketiga, keempat dan kelima. Yang no.1 nya dimana? sebagai
apa?
Ibu :”Ehmmm… kalo yang pertama ada di sebuah desa di Belitang. Dia petani kelapa
sawit.”
Ito :”Ooo… yang pertama seorang petani ya bu? kurang membanggakan ya bu?”
Ibu :”Saya paling bangga dengan yang pertama ini, Dia lah yang membiayai kuliah
adik-adiknya hingga adik-adiknya berhasil semua sekarang ini.”
Dan akhirnya Ito pun terdiam tidak menyangka bahwa seorang petani kelapa sawit bisa membiayai adik-adiknya hingga berhasil.
Selasa, 22 Maret 2011
Jangan Pandang Remeh Seorang Petani
10.59
Hendri Prabowo
No comments
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan cerdas. Jangan sampai ada SARA